SEJARAH DEPARTEMEN THTKL-KL FK UGM
Soewito Atmosoewarno, dkk.
Departemen THTKLKL berdiri pada tahun 1954, kepindahannya dipercayakan kepada dr. Oepomo (Almarhum), yang pada waktu itu masih aktif di Rumah Sakit Angkatan Laut di Jakarta. Pada tahun 1954, kegiatan pelayanan kesehatan Departemen THTKL terdiri atas : Pelayanan Poliklinik, yang dimulai dengan pemeriksaan THTKL, sekali dalam seminggu, dan perawatan di bangsal dengan kapasitas 10 tempat tidur, yang selalu penuh. Kedua-duanya dilakukan di komplek Mangkubumen Dalam Beteng Kraton Yogyakarta, di depan pendopo Ruang Kuliah 1. Pelayanan kesehatan tersebut dilakukan sendiri oleh dr. R.Oepomo selama satu tahun. Kemudian sejak tahun 1955 dibantu oleh dr. R. Soeratiman Poerbohusodo, sebagai Asisten /Residen yang pertama di Departemen THTKL Fakultas Kedokteran UGM. Di samping itu tenaga dokter tersebut di atas, pelayanan medik di Departemen THTKL di bantu oleh 7 orang tenaga para medik diantaranya adalah Sdr. Moedjiono, Sdr. Soerat Soeryanto dan Sdr. M. Toha (Almarhum). Alat-alat yang digunakan adalah alat – alat untuk pemeriksaan di poli THTKL, alat-alat untuk operasi tonsil, polyp hidung, mastoid, bronchoscope yang semuanya serba sederhana.
Setelah Departemen THTKL pindah ke Mangkuwilayan, maka fungsi pelayanan kepada pasien dan Pendidikan dokter, ditambah dengan fungsi pendidikan dokter ahli, dan juga digunakan untuk penelitian – penelitian. Hal ini makin dimantapkan dengan pengiriman- pengiriman tenaga ahli THTKL untuk mendapatkan latihan (training) di luar negeri. Mula-mula dr. R. Oepomo, yang diangkat menjadi Professor pada tahun 1963, belajar ke Jerman Barat di Wurzburg untuk memperdalam operasi-operasi telinga, tympanoplastik, kemudian pada tahun 1964, dr. R. Soeratiman P.H. dikirim ke negeri Belanda untuk memperdalam endoskopi di Groningen selama satu tahun. Sementara itu tenaga dokter telah bertambah dengan masuknya residen-residen gelombang berikutnya, yaitu dr. A. Koediono (1961) titipan dari AURI dan dr. Soewito (1963) yang kemudian menjadi staf Fakultas Kedokteran UGM. Tahun 1964 J.Walidi menjadi tenaga administrasi, tenaga staf makin bertambah, dengan masuknya dr.Soewito, dr. IGM Cakra, dr. Soenarto Sastrowijoto, dr. Soetarno Atmohartono, dr. IB. Agung, dr. R.Saroso, dr. Ketut Losin, dr.Tedjo Oedono, dan dr. Soepomo Soekardono.
Dengan telah lengkapnya tenaga-tenaga pendidik tersebut maka pada tahun 1981 sistem organisasi Departemen THTKL ditingkatkan, menjadi sebagai berikut:
- Sub Departemen Otologi, dikoordinir oleh dr. Soewito
- Sub Departemen Audiologi Vestibulair, dikoordinir oleh dr.Soetarno, dan dr. Soepomo Soekardono
- Sub Departemen Rhinologi: Pharyngologi, Allergy di koordinir oleh dr.Soenarto dan dr. Soetomo Notodirdjo (almarhum).
- Sub Departemen Endoskopi, dikoordinir oleh dr. IB Agung dan dr. Ketut Losin
- Sub Departemen Onkologi, dikoordinir oleh dr. IGM. Cakra dan RM.Tedjo Oedono.
- Sub Departemen THTKL Komunitas di koordinir oleh dr.Soeroso
Dalam upaya pengembangan unit THTKL RSUP Dr. Sardjito/ Departemen THTKL Fakultas Kedokteran UGM, maka direncanakan untuk menjadikan unit THTKL ini menjadi salah satu Pusat Otologi di Indonesia. Hal ini dapat dimungkinkan dengan adanya sarana/alat-alat medis yang memadai, yaitu 4 buah Otomikroskop, alat-alat bedah telinga mikro, Audiometer Klinik, dan BERA (Broinstem Evoked Response Audiometry).
Staf Departemen THTKL Fakultas Kedokteran yang berhasil menyelesaikan pendidikan S3: Dr. Soewito(1985) dan Dr. Soenarto Sasrowijoto (1985), Kepala – kepala Departemen THTKL Mulai dari berdirinya sampai sekarang adalah sebagai berikut :
- 1954 – 1971: Prof. Dr. R. Oepomo (alm.)
- 1971 – 1979: Dr. dr. Soewito Atmosoewarno
- 1979 – 1981: dr. Soetomo Notodirdjo (alm.)
- 1981 – 1986: dr. IGM Cakra, DSTHTKL
- 1986 – 1991: Dr. dr. Soenarto Sastrowijoto DSTHTKL
- 1991 – 1996: dr. Soetarno Atmohartono, DSTHTKL
- 1996 – 2001: dr. Ketut Losin, SpTHT(alm)
- 2001 – 2005: dr. Sutarno Atmohartono, SpTHTKL (alm)
- 2005 – 2008: Dr. dr. RM. Tedjo Oedono, SpTHTKL
- 2008 – 2012: Dr. dr. Bambang Hariwiyanto, SpTHT
- 2012 – 2020: Dr. dr. B.U. Djoko Rianto, M.Kes., SpTHT-KL(K),
- 2021 – Sekarang: dr. Agus Surono, Ph.D, M.Sc, Sp. THT-KL(K)
Sejak Oktober 2017 FK UGM berubah nama menjadi FK KMK UGM. Kepanjangan FK KMK adalah FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN. Sejak tahun 1980 pendidikan keahlian, termasuk THTKL, sudah mulai dibenahi oleh Perhimpunan- Perhimpunan Keahlian di Indonesia. Dengan sistem pendidikan yang mulai mantap, Departemen THTKL FK UGM menambah residen baru pada tahun 1966, yaitu dr. IGM Cakra, dr. Machfudz Ibawi, dr. Moestadi (titipan Angkatan Darat), dr. Hartono Suratman, dan dr Soenarto Sastrowijoto.
Sistem organisasi Departemen THTKL pda tahun 1967, dikembangkan dengan membentuk Sub Departemen Sub Departemen yaitu :
- Sub Departemen Otologi, di bawah Prof. dr. R. Oepomo.
- Sub Departemen Endoskopi (Bronchoesophalogy) di bawah dr. R. Soeratiman PH.
- Sub Departemen Audiologi, di bawah dr. Soewito yang telah mendapat latihan di Negeri Belanda tahun 1971 selama setahun.
- Sub Departemen Rhinologi-pharyngologi dan Neck dissection dengan merencanaka mengirim Dr. IGM Cakra dan Dr. Soenarto Sastrowijoto keluar negeri.
Pada tahun 1968, Departemen THTKL telah menunjukkan kemajuan yang nyata, maka pihak UGM memberikan alat-alat untuk operasi tympanoplastik, berupa otomiskroskop dan alat-alat bedah telinga mikro. Namun Demkian masih dirasakan kesukaran-kesukaran mendapat alat-alat kedokteran lainnya. Oleh karena itu alat-alat yang tidak rumit diusahakan dibuat sendiri bekerja sama dengan Bapak Surodiharjo dari Departemen Anatomi (Bengkel).
Dari kerjasama ini, pada Kongres Nasional ke III PERHATI (Perhimpunan Ahli Telinga Hidung Tenggorok Indonesia) di Yogyakarta pada tahun 1973, telah dapat dipamerkan alat-alat buatan sendiri tersebut, bahkan se Departemen dapat dijual kepada peserta Kongres.
Pada tahun 1978, sistem pendidikan keahlian lebih dimantapkan lagi. Atas dasar dan usul dari CMS, ditetapkan pusat-pusat pendidikan dokter spesialis, (PPDS 1), oleh Dirjen Pendidikan Tinggi. Departemen THTKL RSUP Dr.Sardjito/FK UGM menjadi salah satu pusat pendidikan tersebut. Dalam penyelenggaraan PPDS ini, mendapat dukungan tenaga-tenaga muda, karena Prof. dr. Oepomo dan dr. R. Soeratiman PH telah pensiun. Tenaga-tenaga pendidik tersebut dilanjutkan oleh:
- Dr. H. Soewito Atmosuwarno, DSTHTKL(K).
- Dr.Soenarto Satrowijoto, DSTHTKL (K).
- IGM. Tjakra, DSTHTKL (Alm.)
- Soetarno Atmohartono, DSTHTKL(K). (Alm.)
- I B.Agung ,DSTHTKL(K). (Alm.)
- R.Saroso, DSTHTKL (Alm.)
- Ketut Lusin, DSTHTKL (Alm.)
- dr. RM.Tedjo Oedono, DSTHTKL
- dr. Soepomo Soekardono, DSTHTKL
Program Unggulan:
- Pusat Otologi, sejak tahun 1989, penanggung jawab dr. Soetarno
- Pengembangan Head and Neck, sejak tahun 1990, penanggung jawab dr. IGM Tjakra
- Pengembangan Otoneurologi, tahun 1992, penanggung jawab dr. Ketut Losin.